BUDIDAYA PENDEDERAN IKAN PATIN
oleh : Hotler
Panjaitan, S.IP
INSTRUKTUR
BPPP- MEDAN
Pendederan
ikan patin merupakan sub kegiatan dari usaha budidaya ikan patin yang dilakukan
untuk memotong siklus waktu yang panjang dan keahlian khusus kalau dilakukan sendiri Pembudidaya mulai dari
pembenihan, hingga pembesaran. Proses pendederan adalah lanjutan dari larva
hasil dari pemijahan dari usaha pembenihan yang dipelihara dan dirawat untuk
disiapkan menjadi anakan( benih ) ikan hingga ukuran tertentu yaitu :
I. TAHAP – I. PERAWATAN
DAN PEMELIHARAAN LARVA
Pada tahapan ini perwatan dilakukan pada larva dari hasil pemijahan
yaitu mulai dari umur 1 hari
sampai dengan umur 15 hari, dimana pada umur 15 hari larva panjang ikan
patin telah mencapai
0,70 inc. Larva yang baru menetas masih memiliki stok makanan berupa
kuning telur pada
tubuhnya sebagai makanan. Kuning telur tersebut akan habis setelah larva
berumur lk. 48 jam,
oleh karena itu sebelum 48 jam larva harus segera diberi makan dan larva
akan mulai aktif makan
pada jam ke 36 – 36 setelah menetas. Dari umur 30 jam tersebut larva
diberi makan dengan
pakan naupli Artemia sampai
berumur 7 hari dan selanjudnya dari ke 8 sampai 15 larva diberikan
pakan cacing sutera yang dikenal dengan nama tubifek
a. Cara
menetaskan cyste artemia :
Cyste artemia ( telur artemia) ditetaskan dengan cara merendam cyste
artemia di dalam air laut
atau larutan air garam dengan salinitas 20 – 30 ppt ( 1 ppt = 1 gr/liter
air). Selama penetasan,
pada wadah penetasan diberi aerasi yang kuat agar cyste teraduk dan nauli yang menetas tidak
mati. Kepadatan cyste dalam wadah penetasan yaitu 3-5 gr /liter air.
Cyste akan menetas secara
Gambar : Kemasan kaleng berisi telur Artemia
b. Cara panen Naupli Artemia ( pemberian pakan larva sampai 7 hari ) :
Angkatlah
selang aerasi, diamkan selama 10 menit, cangkang artemia mengapung dan naupli
akan
mengendap di
dasar wadah lalu disedot dengan menggunakan slang kecil kemudian disaring
dengan saringan plankton atau dengan kain
mori. Setelah artemia disaring , kemudian larurtkan
dengan
air tawar dan berikan ke wadah pemeliharaan larva secara merata.
c. Cara pemberian pakan cacing sutera ( tubifek ) Pemberian makan dari 7 hari – 15 hari.
Selain
pemberian artemia pada larva, untuk melengkapi gizi larva ikan patin juga
diberikan
cacing sutera
dengan cara sbb :
- Cincang gacing tubifek dengan pisau sampai
halus
- Masukan cacing cincang tersebut ke dalam
baskom
- Cuci dan bilas dengan air bersih sampai air
bilasan tidak berwarna merah lagi
- Setelah bersih berikan pada larva ikan patin
II. TAHAP –II PENDEDERAN
Pendederan ikan patin ini
merupakan tahap lanjutan dari pemeliharaan larva sampai ukuran tertentu sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan pasar dan siap tebar untuk budidaya pembesaran.
Benih ikan yang telah berumur 15 hari ukuran 0.7 inchi selanjudnya dapat
didederkan di wadah pemeliharaan berupa bak semen, bak terpal, bak fiberglas, hapa/ keramba dan kolam tanah.
1. Persiapan wadah Pemeliharaan
a.
Media bak terpal, bak semen, fiberglas
Wadah
terlebih dahulu dibersihkan, dicuci dengan sabun, dibilas dengan desinfektan
seperti
clorine,
kaporit, PK, kemudian dibiarkan dan dibilas dengan air bersih. Setelah itu
diisi air yang
Gambar : Media pendederan bak plastik
b.
Media hapa/ keramba
Pemeliharaan
benih menggunakan hapa/ keramba, kita harus menyiapkan keramba dengan
ukuran mesh
size jaring disesuaikan dengan ukuran benih yang akan dipelihara. Hapa dipasang
di dalam
kolam yang sudah dibersihkan dan dipupuk
c. Media kolam tanah.
Persiapan
kolam sebaiknya dilakukan 7 – 10 hari sebelum benih ikan akan ditebar,
persiapan
ini
dilakukan untuk membersihkan kolam dari ikan liar sebagai pemangsa atau
pesaing
makanan
dan juga untuk menumbuhkan pakan alami ikan patin di kolam tanah, dikapur untuk
menaikan pH, pemupukan dan pengisian air.
2. Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas
air untuk usaha budidaya pendederan merupakan syarat mutlak untuk
mencapai
keberhasilan yang maksimal karena kehidupan ikan adalah air. Sumber air yang
akan
digunakan ada
yang didapat dari sumur, perairan umum, air PAM.
a. Air sumur
relatif bebas dari penyakit atau parasit,
namun air sumur mengandung CO2 dan gas
lain yang dapat membahayakan kehidupan larva,
untuk menetralisir air ini sebaiknya air
ditampung dan diaerasi selama 1 – 2 hari agar gas –gas beracun hilang.
b. Air perairan umum
Air ini relatif mengandung bibit penyakit
untuk mengantisipasinya perlu dilakukan treatmen
dengan
pemberian kaporit dengan dosis 30 – 50 ppt dan di aerasi dengan kuat, air
dapat
digunakan setelah tidak berbau kaporit lagi.
c.
Air bersumber dari PAM ( Perusahaan Air Minum)
Air ini
memang dapat dipergunakan, karena relatif bebas penyakit, memiliki pH normal
namun
kadang
air ini memiliki kaporit cukup tinggi sehingga perlu ditreatmen lagi untuk
pemakaian
dalam
jumlah banyak tentu faktor harga air PAM
menjadi bahan pertimbangan.
No.
|
Pengelolan kualitas air
|
Nilai
|
1
|
Suhu
|
26 – 31 C
|
2
|
DO ( Oksigen Terlarut)
|
3 ppm
|
3
|
pH
|
6 - 8
|
4
|
Kecerahan
|
40 – 50 Cm
|
5
|
Amoniak ( NH3)
|
0,02 ppm
|
Gambar : Kolam pendederan bak semen dan plastik
3. Padat Tebar
Pendederan.
Penebaran
benih harus dilakukan secara hati -hati agar tidak menimbulkan stres pada ikan
dengan cara memperhatikan kondisi air serta kesesuaian suhu air. Padat tebar
benih pendederan yang optimal adalah 50 – 80 ekor / liter air, disesuaikan
dengan volume air di wadah pendederan, sebelum penebaran dilakukan perlu
dilakukan aklimasi atau penyesuaian suhu air diwadah dengan suhu air didalam
kantongan plastik benih dengan cara memasukan air dari wadah ke dalam kantongan
sedikit demi sedikit, kemudian secara perlahan benih dikeluarkan dari kantongan
ke dalam wadah pendederan.
4. Pemberian Pakan.
Pemberian pakan untuk pendederan
benih ikan menggunakan pakan buatan pabrik, yang dibeli dari pasar atau toko
pakan ikan dengan kandungan protein berkisar 35 – 40 % . Ukuran pakan yang
diberikan disesuaikan dengan umur ikan selama masa pendederan berikut tabel
pakan ikan:
No.
|
Umur ikan
|
Ukuran ikan
|
Ukuran pakan
|
Frekuensi
|
Jumlah pakan
|
1
|
3 -4 minggu
|
¾ inchi
|
Pelet udang sb.
|
4-5 jam sekali
|
Sampai kenyang
|
2
|
4-5 minggu
|
1- 1,5 inchi
|
Pf 500
|
4-5 jam sekali
|
Sampai kenyang
|
3
|
5-6 minggu
|
1,5 – 2 inchi
|
Pf 800
|
4- 5 jam sekali
|
Sampai kenyang
|
4
|
6-7 minggu
|
2 – 3 inchi
|
Pf 1000
|
5-6 jam sekali
|
Sampai kenyang
|
5. Pemanenan benih
pendederan.
Setelah
benih pendederan telah berusia 6-7 minggu di wadah pendederan, selanjutnya ikan
telah siap dimasukan kedalam kolam pembesaran untuk dibesarkan dan untuk
pembesaran sebaiknya dilakukan didalam kolam tanah karena ikan patin
membutuhkan waktu 5-6 bulan untuk pembesaran untuk mempertahan kualitas air dan
kedalaman kolam 2-3 meter, langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk panen
benih dari wadah pendederan :
a. Penyortiran benih.
Penyortiran
bertujuan untuk memisahkan benih yang seumur berdasarkan ukuran, walaupun benih
berasal dari satu induk dan menetas pada waktu yang sama ukuran benih yang
dihasilkan dari pendederan belum tentu sama atau seragam. Tujuan penyortiran
atau seleksi adalah untuk menjaga keseimbangan perolehan pakan dan mengurangi
tingkat kanibalisme.
Prosedur
penyotiran benih :
1. Siapkan 2 wadah ( baskom ) yang telah diisi
air untuk menampung hasil sortiran
2. Siapkan baskom sortir ( berlubang-lubang)
berdasarkan ukuran
3. Surutkan air wadah menggunakan selang hingga
ketinggian 5 cm
4. Ambil benih menggunakan serokan halus
5. Tuang benih dari serokan kedalam baskom
sortiran yang ditempatkan diatas baskom
6. Benih yang disortir akan tinggal di baskom
sortiran, sedang benih yang tidak lolos
dimasukan ke wadah yang lain
7. Hasil benih yang disortir yang memenuhi
ukuran dapat dibesarkan, yang belum dapat
dibesarkan lagi atau langsung dijual
b. Cara menghitung
benih
- Menghitung satu persatu.
Benih dihitung
dengan menggunakan centong atau piring plastik kecil dengan 5 ekor /centong
- Sampling
berdasarkan berat benih
Timbang ikan 1
ons dan hitung jumlahnya kemudian timbang keseluruhan dan bagi/ ons dan
Gambar : Penghitungan benih hasil pendederan
c. Transportasi
benih
Transportasi benih ikan secara umum ada dua
cara yaitu cara terbuka dan tertutup
- Cara terbuka
Cara ini biasanya dilakukan untuk
jarak dekat, biasanya digunakan dalam drum plastik,
fiberglas. Selama dalam pengangkutan
dalam wadah diberikan aerasi dan kadalam wadah
biasanya ditambahkan es batu untuk
menurunkan suhu selama pengangkutan ( 22- 25 C)
- Cara tertutup.
Transportasi cara
tertutup dilakukan untuk jarak jauh, untuk lebih aman dengan menggunakan
kantong plastik
ukuran 40 X 60 cm diisi oksigen murni sbb
:
1. Kantong plastik
harus 2 lapis
2. Tampung ikan
sebelum dipacking didalam baskom
3. Masukan ikan
kedalam plastik
4. Tambahkan air
bersih hingga 1/3 volume kantong plastik
5. Buang udara
yang ada dalam kantong plastik
6. Isi kantong
dengan oksigen murni sampai menggelembung dengan perbandingan 1 : 2
Volume air dan oksigen murni.
Kami Menawarkan Benih/Larva ikan patin dengan kualitas baik dan harga bersaing.
BalasHapusBerminat segera Hubungi Bpk. Edwin 089663492667/PIN BB : 2938FA8E
Khusus Jabotabek FREE transport pengiriman.
Terima kasih informasainy, coba kunjuni juga Produk Finansial Terbaik untuk Bisnis Anda untuk yang membutuhokan pinjaman untuk modal usaha.
BalasHapus