facebook

Kelautan Indonesia

Pemanfaatan,Pengelolahan serta penggembangan kekayaan alam indonesia menjadi peran bersama kita..

Kelautan Indonesia

Pemanfaatan,Pengelolahan serta penggembangan kekayaan alam indonesia menjadi peran bersama kita..

Kelautan Indonesia

Pemanfaatan,Pengelolahan serta penggembangan kekayaan alam indonesia menjadi peran bersama kita..

Kelautan Indonesia

Pemanfaatan,Pengelolahan serta penggembangan kekayaan alam indonesia menjadi peran bersama kita..

Kelautan Indonesia

Pemanfaatan,Pengelolahan serta penggembangan kekayaan alam indonesia menjadi peran bersama kita..

Sabtu, 27 Juli 2013

BUDIDAYA IKAN PATIN

BUDIDAYA PENDEDERAN IKAN PATIN

oleh :  Hotler Panjaitan, S.IP
INSTRUKTUR  BPPP- MEDAN

                Pendederan ikan patin merupakan sub kegiatan dari usaha budidaya ikan patin yang dilakukan untuk memotong siklus waktu yang panjang dan keahlian khusus  kalau dilakukan sendiri Pembudidaya mulai dari pembenihan, hingga pembesaran. Proses pendederan adalah lanjutan dari larva hasil dari pemijahan dari usaha pembenihan yang dipelihara dan dirawat untuk disiapkan menjadi anakan( benih ) ikan hingga ukuran tertentu yaitu :
I.  TAHAP  – I.  PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN LARVA
     Pada tahapan ini perwatan dilakukan pada larva dari hasil pemijahan yaitu mulai dari umur 1 hari        
     sampai dengan umur 15 hari, dimana pada umur 15 hari larva panjang ikan patin telah mencapai     
     0,70 inc. Larva yang baru menetas masih memiliki stok makanan berupa kuning telur pada  
     tubuhnya sebagai makanan. Kuning telur tersebut akan habis setelah larva berumur lk. 48 jam,  
     oleh karena itu sebelum 48 jam larva harus segera diberi makan dan larva akan mulai aktif makan
     pada jam ke 36 – 36 setelah menetas. Dari umur 30 jam tersebut larva diberi makan dengan  
     pakan naupli Artemia sampai berumur 7 hari dan selanjudnya dari ke 8 sampai 15 larva diberikan 
     pakan cacing sutera yang dikenal dengan nama tubifek 
  
     a.   Cara menetaskan cyste artemia :
     
      Cyste artemia ( telur artemia) ditetaskan dengan cara merendam cyste artemia di dalam air laut    
      atau larutan air garam dengan salinitas 20 – 30 ppt ( 1 ppt = 1 gr/liter air). Selama penetasan,
      pada wadah penetasan diberi aerasi yang kuat agar cyste teraduk dan nauli yang menetas tidak
      mati. Kepadatan cyste dalam wadah penetasan yaitu 3-5 gr /liter air. Cyste akan menetas secara
      sempurna dan siap untuk dipanen dan diberikan kepada larva sekitar 24 – 28 jam.  

Gambar : Kemasan kaleng berisi telur Artemia


     b.  Cara panen Naupli Artemia ( pemberian pakan larva sampai 7 hari ) :

     Angkatlah selang aerasi, diamkan selama 10 menit, cangkang artemia mengapung dan naupli akan      
     mengendap di dasar wadah lalu disedot dengan menggunakan slang kecil kemudian disaring   
     dengan saringan plankton atau dengan kain mori. Setelah artemia disaring , kemudian larurtkan 
     dengan air tawar dan berikan ke wadah pemeliharaan larva secara merata.
   
     c.  Cara pemberian  pakan cacing sutera ( tubifek ) Pemberian makan dari 7 hari – 15 hari.
     
     Selain pemberian artemia pada larva, untuk melengkapi gizi larva ikan patin juga diberikan   
     cacing sutera dengan cara sbb :

         -  Cincang gacing tubifek dengan pisau sampai halus
         -  Masukan cacing cincang tersebut ke dalam baskom
         -  Cuci dan bilas dengan air bersih sampai air bilasan tidak berwarna merah lagi
         -  Setelah bersih berikan pada larva ikan patin

II.  TAHAP  –II  PENDEDERAN

                Pendederan ikan patin ini merupakan tahap lanjutan dari pemeliharaan larva sampai ukuran tertentu sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar dan siap tebar untuk budidaya pembesaran. Benih ikan yang telah berumur 15 hari ukuran 0.7 inchi selanjudnya dapat didederkan di wadah pemeliharaan berupa bak semen, bak terpal, bak fiberglas, hapa/ keramba dan kolam tanah.
 1.  Persiapan wadah Pemeliharaan
       a. Media bak terpal, bak semen, fiberglas
       Wadah terlebih dahulu dibersihkan, dicuci dengan sabun, dibilas dengan desinfektan seperti     
       clorine, kaporit, PK, kemudian dibiarkan dan dibilas dengan air bersih. Setelah itu diisi air yang
       bersih dan bebas penyakit untuk pemeliharaan larva.
  Gambar : Media pendederan bak plastik
  b.  Media hapa/ keramba
       Pemeliharaan benih menggunakan hapa/ keramba, kita harus menyiapkan keramba dengan  
       ukuran mesh size jaring disesuaikan dengan ukuran benih yang akan dipelihara. Hapa dipasang
       di dalam kolam yang sudah dibersihkan dan dipupuk 
   
   c.  Media kolam tanah.
          Persiapan kolam sebaiknya dilakukan 7 – 10 hari sebelum benih ikan akan ditebar, persiapan
          ini dilakukan untuk membersihkan kolam dari ikan liar sebagai pemangsa atau pesaing   
          makanan dan juga untuk menumbuhkan pakan alami ikan patin di kolam tanah, dikapur untuk
          menaikan pH, pemupukan dan pengisian air.

2.  Pengelolaan  Kualitas Air
       Pengelolaan kualitas air untuk usaha budidaya pendederan merupakan syarat mutlak untuk               
       mencapai keberhasilan yang maksimal karena kehidupan ikan adalah air. Sumber air yang akan    
       digunakan ada yang didapat dari sumur, perairan umum, air PAM.
   a.  Air sumur
        relatif bebas dari penyakit atau parasit, namun air sumur mengandung CO2 dan gas    
        lain yang dapat membahayakan kehidupan larva, untuk menetralisir air ini sebaiknya air
       ditampung dan diaerasi selama  1 – 2 hari agar gas –gas beracun hilang.
    
   b.  Air perairan umum
        Air ini relatif mengandung bibit penyakit untuk mengantisipasinya perlu dilakukan treatmen   
        dengan pemberian kaporit dengan dosis 30 – 50 ppt dan di aerasi dengan kuat, air dapat       
        digunakan setelah tidak berbau kaporit lagi.
 
   c.  Air bersumber dari PAM ( Perusahaan Air Minum)
       Air ini memang dapat dipergunakan, karena relatif bebas penyakit, memiliki pH normal namun
       kadang air ini memiliki kaporit cukup tinggi sehingga perlu ditreatmen lagi untuk pemakaian
      dalam jumlah banyak tentu faktor harga air PAM  menjadi bahan pertimbangan.   

No.
Pengelolan kualitas air
Nilai 
1
   Suhu
    26 – 31 C
2
   DO ( Oksigen Terlarut)
    3  ppm
3
   pH
    6 - 8
4
   Kecerahan
   40 – 50 Cm
5
   Amoniak ( NH3)
   0,02 ppm

Gambar : Kolam pendederan bak semen dan plastik


3.  Padat Tebar Pendederan.
Penebaran benih harus dilakukan secara hati -hati agar tidak menimbulkan stres pada ikan dengan cara memperhatikan kondisi air serta kesesuaian suhu air. Padat tebar benih pendederan yang optimal adalah 50 – 80 ekor / liter air, disesuaikan dengan volume air di wadah pendederan, sebelum penebaran dilakukan perlu dilakukan aklimasi atau penyesuaian suhu air diwadah dengan suhu air didalam kantongan plastik benih dengan cara memasukan air dari wadah ke dalam kantongan sedikit demi sedikit, kemudian secara perlahan benih dikeluarkan dari kantongan ke dalam wadah pendederan.  
  
4. Pemberian Pakan.
Pemberian pakan untuk pendederan benih ikan menggunakan pakan buatan pabrik, yang dibeli dari pasar atau toko pakan ikan dengan kandungan protein berkisar 35 – 40 % . Ukuran pakan yang diberikan disesuaikan dengan umur ikan selama masa pendederan berikut tabel pakan ikan:

No.
Umur ikan
Ukuran ikan
Ukuran pakan
Frekuensi
Jumlah pakan
1
3 -4 minggu
¾ inchi
Pelet udang sb.
4-5 jam sekali
Sampai kenyang
2
4-5 minggu
1- 1,5 inchi
Pf 500
4-5 jam sekali
Sampai kenyang
3
5-6 minggu
1,5 – 2 inchi
Pf 800
4- 5 jam sekali
Sampai kenyang
4
6-7 minggu
2 – 3 inchi
Pf 1000
5-6 jam sekali
Sampai kenyang
  
5.  Pemanenan benih pendederan.
               
Setelah benih pendederan telah berusia 6-7 minggu di wadah pendederan, selanjutnya ikan telah siap dimasukan kedalam kolam pembesaran untuk dibesarkan dan untuk pembesaran sebaiknya dilakukan didalam kolam tanah karena ikan patin membutuhkan waktu 5-6 bulan untuk pembesaran untuk mempertahan kualitas air dan kedalaman kolam 2-3 meter, langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk panen benih dari wadah pendederan :

a. Penyortiran benih.
                Penyortiran bertujuan untuk memisahkan benih yang seumur berdasarkan ukuran, walaupun benih berasal dari satu induk dan menetas pada waktu yang sama ukuran benih yang dihasilkan dari pendederan belum tentu sama atau seragam. Tujuan penyortiran atau seleksi adalah untuk menjaga keseimbangan perolehan pakan dan mengurangi tingkat kanibalisme.
Prosedur penyotiran benih :
                1.  Siapkan 2 wadah ( baskom ) yang telah diisi air untuk menampung hasil sortiran
                2.  Siapkan baskom sortir ( berlubang-lubang) berdasarkan ukuran
                3.  Surutkan air wadah menggunakan selang hingga ketinggian 5 cm
                4.  Ambil benih menggunakan serokan halus
                5.  Tuang benih dari serokan kedalam baskom sortiran yang ditempatkan diatas baskom
                6.  Benih yang disortir akan tinggal di baskom sortiran, sedang benih yang tidak lolos
                    dimasukan ke wadah yang lain
                7.  Hasil benih yang disortir yang memenuhi ukuran dapat dibesarkan, yang belum dapat
                   dibesarkan lagi atau langsung dijual 

b.  Cara menghitung benih
   
 -  Menghitung satu persatu.
    Benih dihitung dengan menggunakan centong atau piring plastik kecil dengan 5 ekor /centong
  
  -  Sampling berdasarkan berat benih
     Timbang ikan 1 ons dan hitung jumlahnya kemudian timbang keseluruhan dan bagi/ ons dan
      kalikan jumlahnya.  

Gambar : Penghitungan benih hasil pendederan
 c.   Transportasi benih
   
   Transportasi benih ikan secara umum ada dua cara yaitu cara terbuka dan tertutup
   
-  Cara terbuka
  Cara ini biasanya dilakukan untuk jarak dekat, biasanya digunakan dalam drum plastik,
   fiberglas. Selama dalam pengangkutan dalam wadah diberikan aerasi dan kadalam wadah
   biasanya ditambahkan es batu untuk menurunkan suhu selama pengangkutan ( 22- 25 C)
  
-  Cara tertutup.
       
  Transportasi cara tertutup dilakukan untuk jarak jauh, untuk lebih aman dengan menggunakan
 
   kantong plastik ukuran 40 X 60 cm diisi oksigen murni   sbb :
               
1.  Kantong plastik harus 2 lapis
2.  Tampung ikan sebelum dipacking didalam baskom
3.  Masukan ikan kedalam plastik
4.  Tambahkan air bersih hingga 1/3 volume kantong plastik

5.  Buang udara yang ada dalam kantong plastik
6.  Isi kantong dengan oksigen murni sampai menggelembung dengan perbandingan 1 : 2
     Volume air dan oksigen murni.
7.  kemudian simpul ujung plastik dan ikat dengan erat  dan siap untuk dibawa.